Bercinta Dengan Suster Dikamar Mandi Apotek

Bercinta Dengan Suster Dikamar Mandi Apotek
Bercinta Dengan Suster Dikamar Mandi Apotek

Cerita Dewasa – Bercinta Dengan Suster Dikamar Mandi Apotek

LONTE VIRAL - Sudah lebih dari 4 jam Tedi bersama 2 rekannya menunggu didepan pintu kamar UGD (Unit Gawat Darurat) sebuah rumah sakit di kota metropolitan. Rudi teman mereka bersama pacarnya mengalami kecelakaan mobil yang lumayan parah tadi pagi sehingga harus dirawat secara intensif di ruang UGD.

Tedi dan 2 rekannya merasa berkewajiban untuk membantu teman karibnya karena pihak keluarga Rudi belum ada satupun yang muncul di rumah sakit. Rudi merupakan anak tunggal dan kedua orang tuanya berada di sebuah negara Eropa Timur sebagai staf kedutaan besar.

Sedangkan keluarga-keluarga dekat Rudi masih belum tiba karena tinggal di luar pulau Jawa seperti Pontianak, Tarakan dan Manado. Beruntunglah Rudi memiliki karib seperti Tedi dan 2 rekannya yang lain untuk mengurus keperluannya sewaktu dirawat di UGD.

Seorang perawat keluar dari ruang UGD dan menuju ke arah Tedi sambil membawa sebuah kertas di tangannya. “Mas, ini resep dokter yang harus segera dibelikan obatnya agar teman Mas besok pagi dapat langsung disuntik dengan obat itu.”, ungkap perawat tersebut kepada 3 pemuda yang sudah kelihatan lelah.

“Kira-kira di apotik rumah sakit ini obat itu ada gak, Mbak?”, tanya seorang rekan Tedi.
“Kalau ada saya gak akan minta tolong pada kalian”, jawab perawat singkat.
“Yuk, dicari!”, ajak Tedi pada 2 temannya.
“Sebentar Mas”, cegah perawat itu.
“Kalian yang mempunyai golongan darah sama dengan Rudi sebaiknya tinggal disini, jaga-jaga kalau teman kalian membutuhkan darah lagi dan persedian kami habis”, meneruskan keterangannya.

Akhirnya 3 pemuda itu berembuk dan memutuskan agar Tedi saja yang mencari obat dan 2 temannya tetap tinggal.
Tedi mengeluh dalam hati sambil mengendarai mobil, “Cari apotik yang buka jam 1 pagi ini pasti susah, aku gak hapal jalan Jakarta lagi”.

Setelah berkendaraan selama 10 menit akhirnya dia menemukan sebuah apotik yang masih buka tapi setelah dimasukinya pegawai apotik tersebut menyatakan kalau obat yang dicari Tedi tak ada. Kejadian tersebut berulang sampai 4 kali dengan alasan yang mirip, “obat itu habis”, “besok siang baru siap”, dan sebagainya. Demi teman yang saat ini tergolek di ranjang UGD, Tedi tak putus asa meskipun tubuhnya sudah lelah dan ngantuk.

Tanpa berharap banyak Tedi memarkir mobilnya didepan apotik kecil di ujung jalan yang sempit. “Paling-paling gak ada lagi”, pikir Tedy sambil menyerahkan resep obat yang dicarinya kepada pegawai apotik itu, seorang wanita berumur 30-an.

“Silakan tunggu dulu, saya carikan”, ucap wanita itu dengan sopan.

Dia mencek dengan komputernya, lalu masuk ke ruangan berdiding kaca transparan yang terlihat penuh laci obat, keluar lagi dan terus masuk ke ruangan tertutup. Wanita itu keluar bersama seorang pria berumur 50-an dengan wajah masih ngantuk.

Sambil mengenakan kaca matanya pria itu berkata pada Tedi, “Dik, obat ini agak langka, menyiapkannya butuh waktu 1 jam dan yang bisa menyiapkan cuma cabang kami yang berada di Depok. Sebaiknya adik langsung aja mendatangi kesana atau kalau adik mau nunggu biar pegawai kami yang ngantar kesini, gimana?”.

Langsung dijawab Tedi, “Saya tunggu aja disini, Pak! Capek Pak saya putar-putar carinya! Berapa, Pak?”.
Dijawab oleh wanita disebelah pria itu, “Totalnya Rp 536.500,-“.
Dalam hati Tedi menggerutu, “Busyet, habis nih sisa gajianku!”.

Jam di dinding apotik menunjukkan setengah dua, hawa sejuk pagi masuk melalui jendela apotik membuat Tedi yang baru saja duduk beberapa menit di ruang tunggu menjadi ngantuk. Matanya yang agak sayu mulai menatap wanita yang sibuk di kounter apotik itu, sementara itu pegawai pria yang tadi sudah tak terlihat lagi.

Dalam hati Tedi mulai berdialog dengan dirinya sendiri untuk menghilangkan kebosanan, “Kalau diperhatikan cewek itu cakep juga ya, rambutnya hitam panjang, kulitnya sawo matang, wajahnya mirip siapa? oh iya kayak penyanyi yang namanya Memes, tingkah lakunya anggun dan sopan, persis deh, bodinya juga kelihatan oke, bego sekali aku baru menyadarinya sekarang”.

Tatapan mata Tedi yang semula sayu menjadi berbinar-binar seolah memandang hidangan lezat sewaktu lapar. Rasa ngantuknya lenyap dalam keheningan ruangan apotik yang hanya ada dia dan pegawai wanita itu. Dengan mulai berkurangnya aktifitas pegawai wanita itu, ia mulai merasa kalau sedang diperhatikan.

Sedikit curi pandang ke arah Tedi, perasaannya terbukti benar. Pemuda langsing tinggi, 25-an tahun tapi lumayan tampan yang duduk didepannya memandang ke arahnya tanpa berkedip. Tedi akhirnya merasa kalau tatapannya dirasakan oleh wanita itu.

Perhatian Tedi beralih ke barang-barang yang ada di outlet apotik itu. Bangkit dari tempat duduknya sambil membungkukkan badan ia melihat satu persatu barang dalam etalase kaca. Dengan penasaran pegawai wanita itu bertanya pada Tedi, “Mencari apa, Mas?”

“Hanya lihat-lihat kok Mbak!”, jawab Tedi, tapi pandangannya tertuju pada sederet kotak kondom dengan berbagai merk dan hal ini tak luput dari perhatian wanita itu.

Perhatian Tedi pada deretan kotak kondom itu begitu nampak karena dia benar-benar lagi membandingkan kelebihan setiap merk kondom dengan lainnya melalui tulisan-tulisan yang ada pada kotaknya.

Tanpa malu-malu Tedi bertanya pada pegawai wanita itu, “Mbak, yang merk “A” ini harganya berapa?” yang dijawab pula oleh wanita itu. “Kalau yang “B”?” “Kalau yang “C”?” Semua pertanyaan itupun dijawab oleh pegawai wanita itu. Dengan wajah bingung Tedi menegakkan kembali badannya sambil mendekat ke arah pegawai itu.

“Mbak, yang bagus yang mana?” tanyanya lirih dengan wajah lugu. Pegawai wanita itu menjawab dengan menggelengkan kepalanya serta tersenyum malu. Dengan wajah kecewa tak memperoleh jawaban, Tedi membalikkan badan lalu keluar dari apotik itu dan mengambil kotak rokoknya dari sakunya.

Bersandar pada kusen pintu apotik, Tedi menikmati setiap sedotan asap rokoknya. Tanpa disadarinya pegawai wanita tadi sudah ada disampingnya dan mengagetkannya dengan permintaannya, “Mas, boleh minta rokoknya?” Bagai orang dihipnotis Tedi menghulurkan kotak rokok dan koreknya kepada wanita. Tedi merasa kaget campur bingung dan heran menatap wanita disampingnya sedang menikmati sedotan pertama pada sebatang rokok.

“Gak usah bengong Mas, emangnya kenapa?”, tanya wanita itu.
“Ah, gak, gak heran kok, sehari habis berapa Pak biasanya, Mbak?”, tanya Tedi sedikit menggoda.
“Saya merokok kadang-kadang aja kok, Mas!”, jawab wanita itu.

Setelah itu mereka mengobrol akrab bak 2 orang yang telah lama berkenalan.
“Mas, tadi tanya soal kondom, apa sudah menikah?”, tanya wanita itu.
“Belum, makanya saya bertanya, Mbak sudah?”, jawab Tedi dan berbalik bertanya.
“Sudah 5 tahun”, jawab wanita sambil menunjukkan kekecewaan di wajahnya.
“Wah, sudah pengalaman dong, jadi menurut Mbak, sewaktu suami Mbak pakai kondom yang enak rasanya yang merk apa?”, tanya Tedi seakan hal itu menjadi teka-tekinya.
“Apa kamu sudah punya pacar?”, tanya balik wanita itu.

Dengan menggelengkan kepala, Tedi menunduk malu seolah sadar bahwa dia menunjukkan keluguannya, lalu dia berusaha menutupinya dengan berkata, “Tapi gini-gini pengalamanku gak kalah sama Mbak! cuman saya gak pernah pakai kondom”

“Oh, ya? saya percaya kok”, sindir wanita itu.
“Kalau gak percaya boleh dicoba!”, tantang Tedi.

Dengan wajah yang memerah dan tersenyum, wanita itu membuka pintu apotik lalu masuk kembali setelah membuang puntung rokoknya, meninggalkan Tedi seorang diri. Dengan menggeleng-gelengkan kepala Tedi merasa sangat tolol setelah menyadari kalau dia baru saja mengeluarkan kata-kata yang paling bodoh sepanjang pengalamannya berkenalan dengan cewek.

Bahkan saat ini dia belum mengetahui nama dan alamat wanita yang baru saja bercakap-cakap dengannya selama 30 menit. Sebuah hasil yang dapat menjatuhkan pamor yang dikenal teman-temannya sebagai seorang yang ahli memperoleh data tentang cewek dalam berkenalan.

Tak lama kemudian Tedi juga kembali masuk kedalam apotik dan mendapati pegawai pria apotik itu telah duduk dimeja counter. Merasa ingin buang air kecil, Tedi menanyakan letak toilet kepada pria itu.

Sesuai petunjuk pria tadi, tedi memasuki lorong panjang dalam apotik itu dan akhirnya menemukan kamar mandi setengah terbuka yang kelihatan sangat bersih. Dengan terburu-buru Tedi masuk dan langsung membuka resleting celana jeansnya dan segera mengeluarkan penisnya dari dalam CDnya lalu, “Ah.. Lega rasanya!”

Rupanya Tedi melupakan menutup pintu kamar mandi. Dan karena lagi menikmati buang air kecil dia tak merasakan kalau di belakangnya sudah berdiri pegawai wanita tadi sambil mengamati bentuk dan ukuran penis Tedi yang lagi menyemburkan cairan urine bak ujung selang.

Setelah membersihkan penisnya dengan tissu yang ada disampingnya, ia terkejut setengah mati merasakan pundaknya dipegang tangan halus dan punggungnya merasakan geseran dengan 2 benda tumpul yang lunak. Menoleh ke belakang ia melihat wajah pegawai wanita tadi.

Dengan napas lega Tedi berkata, “Kukira hantu, sampai hampir pingsan rasanya!”.
“Aku mau buktikan ucapan Mas diluar tadi!”, ucap wanita itu sambil tangan kanannya bergerilya memegang pangkal penis Tedi.

Tanpa dikomando burung Tedi langsung mendongkak keatas memberi penghormatan atas rangsangan genggaman halus tangan wanita itu. Diikuti helaan napas yang dalam wanita itu menggeser-geserkan daerah vitalnya yang masih berada dibalik rok dan CDnya ke pantat Tedi.

Dengan serta merta Tedi memutar bagian tubuhnya hingga berhadapan dengan wanita itu. Lepaslah genggaman wanita itu pada penis Tedi, tapi pantatnya jadi gantinya, diremas dan ditariknya kearah tubuh wanita itu. Dua bibir saling bertautan, cumbuan dibalas cumbuan, keduanya saling bercumbu dengan gairah yang luar biasa. Dua tangan Tedi menemukan pantat wanita itu dan meremasnya sambil menarik ketubuhnya.

Penis Tedi terhimpit dan bergesek dengan bagian depan rok wanita itu tepat pada daerah sekitar alat vitalnya, sementara buah dadanya terhimpit dada Tedi. Di bagian bawah gesek menggesek 2 alat vital yang berlainan jenis menimbulkan efek yang semakin menjadi-jadi meskipun masih terhalang oleh rok dan CD wanita itu.

Di bagian tengah dimana gesekan payudara yang semakin mengeras pada dada Tedi juga terhalang oleh BH, pakaian wanita itu dan kaos Tedi. Bagian ataslah yang baru bebas dari segala penghalang, lidah Tedi masuk dalam mulutnya dan mengusap lidah wanita itu dengan liarnya dan dibalas dengan sedotan dari mulut wanita itu, hal ini terjadi silih berganti sementara kedua bibir saling melekat satu sama lainnya.

Selang beberapa waktu terjadi genjatan senjata. Kedua pihak saling melepas halangan yang ada. Pakaian terusan wanita itu sekarang sudah terlepas semua kancing depannya hingga bagian depan tubuhnya terbuka bebas.

Celana jeans dan CD Tedi juga sudah sampai kebawah, juga kaosnya yang benar-benar lepas tersampir di gagang pintu kamar mandi sempit yang tertutup. Wanita itu kemudian melingkarkan tangannya kebelakan untuk melepas kancing BHnya, Tedi memanfaat momen itu dengan berjongkok dan mencumbu perut wanita itu sambil melorotkan CD wanita itu hingga lepas.

Bersamaan dengan lepasnya BH wanita itu, cumbuan bibir Tedi juga bertemu bibir vaginanya. Desahan dan erangannya merasuki otak Tedi, sedotan mulutnya pada vagina wanita itu diikuti dengan permainan lidah di klitoris.

Kedua tangan bebas wanita itu segera menangkap dan menarik bagian belakang kepala Tedi ke arahnya hingga muka Tedi terhimpit diselakangannya. Sedotan mulut Tedi bertambah kuat bak pompa air yang lagi menyedot sumur.

Sesekali wanita itu agak menjongkok dan dengan tarikan kuat pada kepala Tedi hingga juluran lidah Tedi dapat masuk kedalam lubang vaginanya yang paling dalam. Rangsangan hebat yang diberikan Tedi menghasilkan gelombang kejut pada wanita itu, denyut-denyut dinding vaginanya mengantarkan keluarnya cairan kental.

Bergelinjang dalam keadaan berdiri membuatnya terhuyung lemas namun beruntung dinding kamar mandi itu telah dekat dengan punggungya hingga tersandarlah punggungnya di dinding. Dekapan Tedi setelah bangkit dari jongkoknya juga membantu wanita itu untuk tetap berdiri sambil bersandar pada dinding kamar mandi.

Dalam dekapan Tedi, mata wanita itu terpejam merasakan kepuasan sesaat, payudaranya menempel pada dada Tedi yang berbulu tipis, dan napasnya yang tadinya terengah-engah mulai teratur kembali. Penis Tedi menempel ketat pada daerah kemaluan wanita itu hingga merasakan kehangatan yang basah.

Tedi mulai mencumbu mulut wanita itu dan sedikit demi sedikit diber jalan hingga pergumulan kedua mulut tak dapat dihindarkan kembali. Diikuti gerakan pinggul dan pantat, mengakibatkan geseran penis Tedi pada bibir vagina wanita mulai terasa nikmatnya bagi kedua belah pihak. Lalu wanita itu membuat rangkulan tangan serta usapan di punggung dan belakang kepala Tedi.

Terprovokasi oleh rangsangan yang diberikan wanita itu, Tedi mulai sedikit berjongkok hingga ujung penisnya menempel bagian depan lubang vagina lalu dengan gerakan meluruskan kembali kakinya, naik dan masuklah seluruh batang kemaluannya kedalam liang kenikmatan wanita itu yang telah licin dengan tiba-tiba.

Kaget oleh sentakan Tedi, keduanya melepaskan ciuman mulut, “Akh..!”, jerit wanita itu dengan mulut terbuka dan diikuti dengan desahan, “Ah.. ah.. ah..” ketika Tedi memompa batang kemaluannya kebawah dan keatas. Dua insan berlainan jenis telah memulai hubungan sebadan sambil berdiri dalam kamar mandi apotik yang sempit.

Mulut Tedi mulai menghisap bagian kiri leher wanita itu lalu sesekali pada telinga kirinya. Dengan berputarnya waktu dan berbagai rangsangan yang saling diterima keduanya, wanita itu semakin merasa lemas pada bagian kakinya karena memaksakan diri untuk merengguk kepuasan meskipun telah berorgasme 2 kali.

Akhirnya dengan tetap menyandarkan punggungya pada dinding kamar mandi ia meminta tangan Tedi untuk menahan pantatnya lalu mengaitkan kedua kakinya pada bagian belakang kaki Tedi. Sambil membopong wanita itu Tedi tetap melakukan pemompaan batang kemaluannya pada vagina wanita itu.

Kekuatan Tedi ada batasnya, akhirnya dilepaskannya kaki kanan wanita itu agar dapat menopang tubuh wanita itu sendiri. Dengan tangan kanan tetap memegang paha kiri wanita itu, Tedi mempercepat gerakan pompanya.

“Aduh Mas aku mau keluar lagi, ssh..”, ucap wanita itu sambil menggigit bibir atasnya.        

Tedipun segera melepas beban yang sedari tadi ditahannya, penisnya berdenyut hebat dalam liang kenikmatan, menyemprotkan cairan sperma bagai semburan ular berbisa. Merasakan semburan cairan hangat dalam liangnya, wanita itu pun tak kuasa menahan orgasmenya.

Keduanya saling berangkulan sampai penis Tedi keluar dari liang kenikmatan dalam keadaan kosong dan lemas. Diakhiri dengan saling ciuman bibir, keduanya membersihkan diri, mengenakan kembali pakaian yang lepas, dan keluar dari kamar mandi.

Tedi melihat waktu pada jam dinding apotik menunjukkan pukul 3 pagi dan setelah menerima obat pesanannya yang baru tiba itu dari pegawai pria apotik itu, dia langsung keluar menuju mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga sampai rumah sakit tempat kawannya dirawat.

Kemudian dia memberikan obat serta kopi resepnya itu pada perawat jaga lalu duduk termenung di ruang tunggu sambil berusaha mengingat kejadian sensasional di apotik tadi.

Lalu dari kejauhan lorong rumah sakit didepannya dia melihat Joni dan Rio, kedua kawannya, keluar dari sebuah ruangan dengan wajah suka cita, diikuti 2 perawat, yang seorang berumur 40-an dan satunya 20-an. Kedua perawat yang berjalan dibelakang Joni dan Rio terlihat sedang membetulkan seragamnya dan berusaha menutup kancing bagian atasnya.

Pemandangan ini tak luput dari penglihatan Tedi.
Kira-kira apa yang telah dilakukan Joni dan Rio? Donor darah merah atau putih? Kenapa mereka kelihatan senang sekali? Itulah semua pertanyaan dalam benak Tedi.

Nikmatnya Bercinta Dengan Istri Mertuaku

Nikmatnya Bercinta Dengan Istri Mertuaku
Nikmatnya Bercinta Dengan Istri Mertuaku

Cerita Dewasa - Nikmatnya Bercinta Dengan Istri Mertuaku

Dilansir dari peristiwa yang kualami ini memang sulit dipercaya, tetapi itu memang benar terjadi. Aku menikah dengan istriku dalam usia yang relatif masih cukup muda. Aku berumur 24 tahun dan istriku 21 tahun.

Setahun kami telah menikah ketika aku baru selesai di wisuda. Dalam usia yang masih muda kami masing-masing mempunyai keinginan sex yang cukup tinggi. Istri cukup mampu mengimbangi birahiku yang selalu menggebu-gebu. Hampir setiap malam kami selalu bertempur .

Pertempuran itu selalu berlangsung sampai 3 babak, sehingga kami kelelahan dan tidur pulas setelah itu. Kami sepakat untuk tidak buru-buru mempunyai anak, agar bebas bermain kapan saja tanpa ada gangguan.

Sebagai keluarga muda aku mewarisi perusahaan orang tua istriku yang cukup besar, sehingga dari segi keuangan aku tidak pernah bingung.

Meski kami memiliki rumah yang merupakan hadiah perkawinan, tetapi kami memilih tinggal di apartemen di tengah kota, agar dekat dengan kantorku.

Kehidupan privat kami mulai agak terganggu ketika mertua perempuanku memutuskan ikut tinggal bersama kami, setelah suaminya meninggal. Rumahnya dikontrakkan seperti juga rumahku. Dia beralasan ingin membantu urusan rumah tangga kami. Maklum kami berdua sibuk. Aku seharian bekerja sedang istriku sibuk dengan urusan kampusnya. Kami tidak memiliki pembantu, sehingga semua urusan rumah tangga biasanya diselesaikan kami berdua.

Sejak ada mertuaku, dia banyak membantu membereskan urusan rumah tangga. Mulai dari membuat masakan sampai mencuci baju dan membersihkan rumah.

Ibu Mertuaku umurnya sekitar 38 tahun, terlihat masih cantik, putih seperti juga istriku. Hanya seperti umumnya wanita setengah umur bodynya agak subur, tetapi masih termasuk proporsional. Kulit mukanya masih kencang, teteknya tegak menantang dan yang sering menarik perhatianku, bokongnya membulat besar dan menonjol.

Pada awalnya aku kurang memperhatikan daya tarik sex mertuaku. Namun lama-kalamaan aku jadi sering melirik dia, karena jika mengenakan pakaian rumah, dia tidak pernah mengenakan BH sehingga selain teteknya bergerak mengajun-ayun jika berjalan, puting susunya juga jelas tercetak di balik bahan kaus yang dia kenakan.

Istriku termasuk anak manja dan anak mami . Aku bisa maklum karena dia memang anak tunggal. Banyak hal dia selalu meminta pertimbangan maminya ketimbang meminta saran dariku.

Setelah 3 bulan kami tinggal bersama mami , aku mulai merasakan bahwa mami istriku termasuk perempuan yang bertipe menggoda. Dia sering keluar kamar mandi dengan hanya menutup bagian bawahnya dengan handuk dan bagian atasnya hanya ditutup oleh BH yang kelihatannya kekecilan. Sering dengan pakaian seperti itu dia menyibukkan diri di dapur menyelesaikan masakan, atau mencuci piring.

Yang lebih parahnya kadang-kadang dalam keadaan begitu ikut pula ngobrol bersama kami di ruang keluarga sambil menonton TV. Istri tidak pernah protes. Mungkin mereka dulu di rumahnya memang gaya hidupnya begitu. Aku tidak banyak tahu, karena aku mengenal istriku melalui proses singkat, yakni 3 bulan langsung maju ke pelaminan.

Terbawa oleh suasana ibunya, istriku jadi ikut-ikutan. Jika mulanya dia melenggang dengan santai hanya dengan mengenakan celana dalam dan BH di seputar rumah, akhirnya dia malah hanya mengenakan celana dalam saja dan membiarkan susunya yang kenyal bergerak leluasa. Ketika kutanya kenapa dia melakukan itu, katanya dia merasa lebih leluasa dengan gaya begitu. Dan baru ku ketahui bahwa di keluarga istriku cara berpakaian di rumah dulu memang begitu.

Mereka memang cukup lama tinggal di Eropa. Istriku sejak SD sampai lulus SMA tinggal di luar negeri. Maklum karena Ayahnya orang Jerman. Ibunya dari Sulawesi Utara. Pembaca pasti membayangkan bahwa istriku cantik. Memang betul, dia cantik dan dari keluarga kaya. Aku memang ketiban durian runtuh, dapat istri cantik, kaya dan mewariskan harta berlimpah kepadaku.

Aku mulai ikut menyesuaikan gaya hidup setengah telanjang di rumah. Aku memberanikan diri hanya bercawat saja di rumah. Ibu mertuaku kelihatan biasa saja melihatku hanya bercawat. Padahal di keluargaku. Jika aku hanya mengenakan singlet tanpa baju luar sudah ditegur. Di keluargaku, pantang sekali makan di meja makan tanpa memakai baju atas. Sekarang aku makan bertiga di meja makan dengan hanya bercawat saja.

Setelah sekitar seminggu aku terbiasa bercawat di rumah, Ibu mertuaku bergerak makin maju. Dia bersikap lebih maju lagi, dengan membiarkan dadanya terbuka tanpa BH. Aku sempat gugup pada awalnya karena mana mungkin aku terus-terusan menghindar tidak melihat tetek besar mertuaku. Tapi jika pun aku menatap ke dadanya dia tampaknya tidak peduli. Istriku juga kelihatannya tidak mempedulikan aku jika kebetulan kepergok aku memandangi tetek maminya yang bergoyang-goyang ketika berjalan.

Kalau kami berkumpul bertiga di ruang keluarga sambil menonton siaran TV, sering aku dibuat rikuh oleh tingkah polah istriku. Dia mencumbui aku, sampai menghisap penisku di depan ibunya.

Anehnya mami santai saja melihat percumbuan kami. Dia tidak mengomentari dan juga tidak malu-malu melihat apa saja yang dilakukan istriku. Aku sebetulnya agak jengah dengan situasi seperti itu, tetapi ini adalah pengalaman baru. Apalagi aku dalam situasi birahi tinggi, sehingga otakku jadi agak kurang waras,
Jika situasi sudah semakin hot, mami menyarankan kami berdua masuk kamar. Tanpa malu-malu istriku menyeret tanganku masuk ke kamar.

Aku tidak ingat ketika dalam keadaan sangat terangsang di seret masuk oleh istriku, apakah pintu kamar sudah tertutup atau belum karena istriku langsung mendorongku telentang di tempat tidur.

Aku baru terkejut ketika mami berkacak pinggang di pintu melihat kami melakukan persetubuhan. Pada saat ditonton mami, Istri sedang berada diatasku menggenjot sambil melenguh-lenguh. Aku sebetulnya terganggu konsentrasiku melihat mami menonton. Tapi istriku tidak perduli. Gerakannya jangan gitu meis kata mami kepada istriku

Mami mengomentari gerakan istriku. Dia mendekat dan memegangi pinggul istriku. Dia menjadi pengarah gerak. Mami mengajari agar pinggul istriku bergerak memutar dengan gerakan konstan. Istriku diajari berkali-kali tidak juga paham, dan dia bingung dengan gerakan itu. Mami berkali-kali pula mengoreksi gerakan dari istriku. Kuakui gerakan arahan mami itu jika dilakukan secara benar oleh istriku memberi rasa nikmat yang luar biasa. Penisku seperti dipelintir-pelintir. Tapi dia berkali-kali salah karena bingung.

Entah karena terangsang atau karena geram mengajari anaknya tidak melakukannya secara benar, istriku di suruh minggir. Eh dia manut saja. Yang membuatku terbengong-bengong. Mami sudah telanjang naik ke tempat tidur langsung duduk di atas penisku dan ditancapkannya penisku di lubang vaginanya yang sudah licin. Mami langsung melakukan gerakan memutar. Rasa nikmatnya memang luar biasa. Aku jadi lupa diri dan tanganku otomatis meremas-remas kedua susu besar yang tersaji di depanku. Aku sebetulnya ingin bertahan, tetapi kepiawaian mami mengolah gerak membuatku jebol. Tanpa aba-aba kulepas tembakan sperma ke dalam memek mami. Dia terus memeras penisku sampai akhirnya penisku melemas dan keluar dengan sendirinya dari lubang vagina mami.

“Yaaaa mami kok dihabisin sendiri, aku tadi kan sedang nanggung” kata istriku komplain.

Mami berusaha menenangkan anaknya dalam bahasa campuran Indonesia dan Jerman. Dia mengajari anaknya untuk bisa membangunkan penis dengan waktu relafit singkat. Tanpa rasa jijik dan malu. Mami langsung mengulum penisku dengan gaya menyeruput kuah sup. Olahan lidahnya di sekitar kepala penisku dan suara menyeruput membuat aku jadi bergairah. Mami merangsang melalui hampir semua indraku. Mataku terpaku melihat belahan memek mami yang terpampang di depan mataku. Dia mengatur posisi nunging membelakangiku. Melalui pendengaranku ikut merangsang karena mendengar seruputan mulut mami di penisku, Saraf perabaku merasa terpacu merasakan leher penisku di tekan-tekan oleh ujung lidah mami, dan yang lebih memukau lagi memeknya mami digoser-goserkan di mulutku yang sedang menganga keheranan.

Tidak sampai 10 menit penisku sudah tegak mengeras. Mami lalu bangkit dan memberi kesempatan kepada istriku untuk melanjutkan permainan. Istriku mulai mahir melakukan gerakan memutar. Mungkin gerakan itu membuat dirinya terasa maksimal merasa nikmat sehingga dalam waktu relatif singkat dia sudah mengerang mencapai orgasmenya. Aku tidak memberi waktu istirahat terlalu lama. Posisi segera aku balik dengan menelentangkan dirinya dan aku langsung menikam memeknya dengan penisku yang sudah mengeras sempurnya. Aku mengenal betul posisi yang disukai istriku, sehingga aku menggenjotnya.

Keperawananku Hilang Diambil Warnet

Keperawananku Hilang Diambil Warnet
Keperawananku Hilang Diambil Warnet

Cerita Dewasa - Keperawananku Hilang Diambil Warnet

LONTE VIRAL - Seorang gadis SMA yang cantik dan berprestasi harus mengalami nasib yang malang, Permata namanya, dia diperkosa,diperwani dan dihamili oleh penjaga warnet yang sudah lama mendambakan Permata. Ingin tahu kelanjutanya para pembaca ??? langsung saja simak cerita dibawah ini !!!

Panggil saja aku Permata usiaku 17 tahun aku masih kelas 2 SMA. Aku memiliki tubuh yang kecil mungil namun terlihat seksi dengan payudaraku yang mulai tumbuh membesar. Kulitku putih rambutku panjang orang bilang aku cabe-cabean. Aku anak pertama dari 2 bersaudara, orangtuaku memilki usaha kelontong.

Usaha orangtuaku sangat sukses hingga dapat menyekolahkan aku di sekolah swasta yang terkenal. Aku termasuk siswa yang berpretasi di sekolah. Tidak sia-sia orangtuaku menyekolahkan aku disini karena aku rajin belajar selalu menyelesaikan tugas-tugas dengan sangat baik.

Orangtuaku juga bangga denganku apa saja yang aku minta pasti dipenuhinya. Apalagi aku anak yang penurut dengan orangtua, tidak pernah membangkang. Kalau berangkat sekolah aku selalu diantar jemput oleh papaku. Karena lingkungan sekolahku tidak bagus untuk bergaul karena jaman sekarang seks bebas sudah merajalela.

Maka dari itu orangtuaku super ketat mengawasiku, sebisa mungkin orangtuaku ikut serta dalam hidupku. Mereka tidak mau aku terjerumus dalam pergaulan yang salah. Karena sebagian besar kakak kelasku keluar dari sekolah karena hamil duluan. Semoga itu tidak menjadi pengalaman buruk bagiku. Berpacaran dengan teman sekolahpun aku takut.

Jadi aku memang tidak berpacar-pacaran dengan teman teman pria. Padahal banyak banget yang naksir sama kecantikanku, tapi aku terus menjaga diriku dengan sebaik mungkin. Aku tidak ingin mengecewakan orangtuaku yang sudah memberikan apa saja yang aku mau dan membesarkan aku hingga seperti ini.

Namun nasib berkata lain, waktu itu kejadian jumat sore pengalaman yang membuat aku terpuruk hingga saat ini. Aku diperkosa oleh penjaga warnet yang ada disebelah sekolahku. Awalnya aku dan teman-teman sering mengerjakan tugas di luar. Aku biasanya di warnet langganan aku samping sekolah.

Biasanya disitu karena dekat dengan sekolah, pulang sekolah mampir ke warnet buat menyelesaikan tugas-tugas. Penjaga warnet itu namanya Boy, dia pemuda yang mungkin sudah berumuran 29 tahun. Setiap pulang sekolah aku selalu mampir warnet untuk mencari referensi dengan temanku.

Karena hotspot sekolah dimatikan jika jam pembelajaran usai takut siswa menyalahgunakan internet. Di samping warnet juga ada yang jual jus buah es kelapa muda dan cemilan untuk nongkrong. Kadang kalau warnet penuh aku juga menunggu di warung itu. Aku selalu mengabari papa jika pulang telat jadi jemputnya agak sorean.

Ketika aku masuk di warnet selalu saja mas Boy itu melihatku. Aku kadang merasa tidak nyaman jika dilihatin terus menerus. Matanya tajem dan sukanya senyum-senyum sendiri sambil terus memandangiku. Pernah juga menggoda aku dengan kata-kata menjijikan,

“ eh Permata kamu kok sexy banget sih, mau gak jadi pacarku.., ”

“ apaan sih mas..gak banget dehhhh…., ”

Aku selalu cuekin perkataan mas Boy yang ngelantur itu. Aku juga tidak pernah datang ke warnet sendirian pasti aku bersama-sama temanku. Rasa takut itu pasti ada karena warnet penuh dengan cowok-cowok yang ngegame dll. Pernah aku datang sendirian mas Boy kesempatan menggodaku terus. Hingga aku risih dan meninggalkan warnet,

“ eh neng..tu rambut kamu ada apanya ya..?, ”

“ apa sih mas.., ”

“ ulet bulu tuh sini aku ambilin.., ”

“ apaan sih awas ya kurang ajar…, ”

Dia nekat memegang rambutku aku bergegas lari untuk pulang. Aku pun lupa untuk membayar biaya aku ngenet disitu. Suatu hari pulang sekolah aku mendapat tugas mencari artikel banyak banget, warnet juga ramai. Aku harus menunggu yang kosong, akhirnya setelah satu jam menunggu ada bilik yang kosong di sudut warnet.

Aku masuk dan bergegas mencari tugas itu, aku juga sudah ngabarin papa kalau pulangnya masih lama. Aku lama sekali mencari – cari artikel aku pengen semua tugasku selesai hari ini. Udah dua jam aku mengerjakan tugas itu belum juga kelar. Di luar hujan sangat lebat aku melanjutkan mencari tugas. Sampai aku tidak tahu bahwa hanya ada aku saja di warnet itu.

Setelah aku sadar aku melihat kanan kiriku udah tidak ada orang sama sekali. Pintu warnet pun sudah tertutup rapat warnet gelap sekali. Aku semakin takut aku menyesal mengerjakan tugas tanpa mengenal waktu. Aku berniat untuk menyudahi mencari tugas karena takut mas Boy genit sama aku. Aku berjalan mendekati meja mas Boy, belum sampai di meja aku ditarik masuk ke bilik kembali.

Aku terkejut karena ternyata yang menarik tangannku itu mas Boy. Aku ingin berteriak namun mulutku dibungkam dengan tangannya. Badanku di dorong hingga terbentur bilik sakit banget. Seragam aku yang serba mini membuat mas Boy terlihat nafsu melihatku. Aku takut dia pasti ingin memperkosa aku. Dia melihat rokku yang membuka terlihat payudaraku yang mulus itu.

Wajah mas Boy yang penuh gairah itu mendekatiku. Dia mencium bibirku namun aku menolak kepalaku menoleh ke samping. Dia menampar pipiku keras,

“ plakkkkk…., ”

Aku menangis keras dia semakin membungkam bibirku, sakit sekali tamparan itu. ingin berteriak minta tolong namun apa daya udah tidak ada seorangpun yang tau. Bibirku diciumi dengan penuh nafsu dan sangat kasar. Aku selalu menolak dan sering tanpa merespon ciumannya. Bibirku dipaksa mengulum bibirnya aku menggerakan bibirku perlahan.

Aku menangis meneteskan air mata. Dia semakin tidak peduli dengan ku yang ada di dalam fikirannya hanya ingin menyetubuhi ku. Seragamku putih dibuka kancingnya dengan pelahan, dari atas hingga ke bawah. Aku sudah tidak menggunakan baju hanya bra merah yang menutupi payudaraku,

“ Toolong mas jangan lakukan mas..tolongg…, ” sambil menangis tersedu aku memohon kepada mas Boy.

Semua itu tidak membuatnya mundur dia menciumi payudaraku dengan penuh kegairahan. Braku terlepas, payudara montok yang lagi merekah itu diremas-remas. Tangannya kasar banget remasan itu terasa sakit dan nikmat,

“ aaakkkkhhh mas…akkkhhh….sudah mas…akkkhh….., ”

Dia meremas payudaraku bibirnya mengulum puting susuku. Tangannya memutar-mutar puting susuku nikmat banget. Aku udah tidak bisa menolak lagi karena aku lemas dibuatnya. Mungkin aku sudah terbawa suasana dan tubuhku dikuasai oleh nafsu sex,

“ aaahhh…mas….aaahhhh….mas jangaaaan…ahhhh…., ”

Kedua payudaraku dimainkan dengan tangannya yang sudah lihay. Meremas-remas bibirnya juga bekerja dengan manis mengulum putingku. Serasa dia menyedot putingku hingga aku mendesah keras sekali,

“ Aaaaaaaaaahhhhhhhhhhh………aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh……mas………….., ”

Tangannya meraba hingga kebawah, rokku dibuka dengan lebar. Dilepas lah rok yang menutupi kemaluanku itu. Aku menjerit dia kembali menampar aku. Benar-benar perlakuan yang sangat kasar sakit pipiku kanan kiri kena sasaran keganasan mas Boy. Celana dalamku dilepas dia semakin bergairah melihat memek perawanku yang belum tumbuh bulu-bulu kemaluannya.

Tangannya meraba dari atas hingga ke bawah aku terus mendesah dengan lirih,

“ ooouugghhh…mas….ouuugghhh…..ahhh…., ”

Tubuhku menggeliat merasakan kenikmatan itu. Selakanganku dijilati dengan lidahnya yang panjang itu, terasa sangat geli. Aku merasakan kenikmatan juga ketakutan melihat wajah garang mas Boy. Jari-jarinya membuka lipatan memekku dia tampaknya mencari lubang memekku. Setelah lubang itu sudah nampak jarinya dia masukkan ke dalam memekku.
Memekku dimasuki jarinya diputar-putar di dalam terasa lebih nikmat,

“ aaaahhhhhhh…mas….aaaakkkhhhh mas………Sakit……..oohhhh….akkhhh…….mas….., ”

Dia terus membangkitkan gairahku, diatas kursi sempit itu dia terus melampiaskan nafsunya. Dibalik bilik bambu itu dia semakin bergairah. Tangannya meremas-remas payudaraku dengan kasar, rasanya sakit-tapi nikmat. Aku tetap terdiam karena aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dia tampaknya senang bermain dengan puting susuku.

Dia gemas dan selalu saja memutar-mutar dan mengulumi putingku. Dia juga mengecup sisi kanan kiri payudaraku hingga berwarna merah,

“ aaaaaahhhhh masss……aahhhhh……mas….., ”

Dia berdiri dengan tegak membuka celananya, aku melihat dengan jelas penisnya yang tegang itu. Besar dan panjang aku menutup kedua mataku melihat kemaluan dia yang seharusnya tidak aku lihat. Namun tanganku ditarik dan dibuka aku dipaksa melihat penisnya itu. Kakiku ditarik keatas hingga aku megangkang lebar dan memekku terlihat jelas oleh dia.

Wajah mas Boy terlihat ganas banget saat itu, wajahnya nampak memerah seakan siap menerkam memekku. Ujung penisnya diputar-putar di lubang memekku,

“ aaaaaaahhhhh….massss…..aahhhh…..mas………aaahhh….., ”

Aku hanya bisa mendesah tanpa perlawanan, mas Boy terus mencoba memasukkan penisnya. Perlahan penisnya masuk, ujungnya sudah berhasil masuk. Dia semakin menekan penisnya agar lebih masuk ke dalam,

“ Aaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkhhh mas…sakiitt….mas….Ouhhhh….., ”

Seluruh batang penis itu masuk ke dalam, penis besar sudah tertancap di dalam memekku dan siap untuk digoyangkan. Maju mundur gerakan mas Boy aku lemas tak berdaya. Keluar cairan darah tanda keperawananku sudah hilang. Aku meneteskan air mata mengetahui aku sudah tidak perawan lagi. Keras banget mas Boy mendorong penisnya,

“ aaaahhhh mas…aaahhh…..mas…..aaaakkkkhhh……, ”

Pantatnya yang besar maju mundur. Sesekali dia mengulum puting susuku agar makin bergairah dan semakin intim. Cepat banget goyangan penis itu sehingga membuat aku tak kuasa, rasa sakit yang tadi aku rasakan saat itu sirna sudah. Rasa nikmat dalam berhubungan sex terasa sampai diubun-ubun nikmatnya. Semakin cepat mas Boy memompa penisnya, tidak lama kemudian cairan sperma itu keluar,

“ ccccrrroooooottt…..ccccrrrroooottt…..cccccrrrroootttttt….., ”

Sperma itu masuk ke dalam memekku, dia tidak sadar karena nikmatnya. Aku juga tidak tahu sperma harus keluar diluar atau di dalam. Setelah semua selesai aku membersihkan badan dan memakai pakaian kembali. Aku berlari keluar dan langsung pulang ke rumah. Aku gak menceritakan kejadian ini sama orangtuaku.

Setiap hari aku menangis mengingat kejadian itu, selama satu minggu aku mual dan muntah karena sakit. Akhirnya aku tidak berangkat sekolah dan aku di bawa ke dokter dengan orangtuaku. Disana dokter curiga dengan kondisiku aku tidak tahu di tes kencingku hasilnya positif aku hamil. Aku menangis dengan keras orangtuaku juga meneteskan air mata.

Setelah itu orangtuaku terus bertanya-tanya kepadaku. Dia menginginkan aku jujur siapa orang yang telah berbuat seperti ini hingga aku hamil. Aku menjelaskan semua kepada orangtuaku dia semakin menangis karena aku diperkosa dipaksa oleh mas Boy di warnet. Akhirnya orangtuaku mendatangi mas Boy dia memintannya agar segera bertanggung jawab atas perbuatannya.

Pada akhirnya aku dinikahi mas Boy lelaki penjaga warnet yang tidak aku kenal sebelumnya. Hingga aku hamil seperti ini. Aku sangat menyesal dengan semua ini, aku yang tadinya menjaga keperawananku sampai orangtuaku selalu mengawasi ku setiap hari namun semua itu sirna begitu saja. Akhirnya aku putus sekolah karena aku hamil dan menikah dengan mas Boy.

Aku sudah tidak bersekolah lagi aku meninggalkan sejuta kenangan dan prestasiku di sekolah kini semua aku kubur dalam-dalam. Apa yang menjadi impianku sirna sudah. Mungkin ini memang jalan takdirku yang harus aku jalani dengan mas Boy, semoga kami menjadi keluarga sakinah,mawadah dan warohmah. Selesai.

Berbuat Nakal Dengan Sang Supir

Berbuat Nakal Dengan Sang Supir
Berbuat Nakal Dengan Sang Supir

 Cerita Dewasa Berbuat Nakal Dengan Sang Supir

Lonte Viral - Namaku Debby ,usia saat ini 20 asli Jakarta, dan saat ini kuliah sastra inggris semester 4 di salah satu pts Jakarta, kata temen2 kampusku aku termasuk cewek cantik dan beruntung, kenapa? karena bentuk tubuhku (kata temen) bisa dibilang profesional dan bikin terangsang kaum cowo tapi sampai sekarang aku belum punya pacar karena ga boleh sama ortu.

Oh ya,di rumah kami tinggal berlima aku dua bersaudara adikku cewek dan aku dan kedua orang tuaku satu lagi pembantu sekaligus supir pribadi keluargaku sebut saja mang Toni (maaf,nama samaran) (dia itu usia nya hampir seusia papahku yaitu sekira 50 tahunan) jadi genap berlima semuanya. Kejadian aneh dan mengasikan itu terjadi kira2 beberapa bulan lalu saat bulan puasa,

Waktu itu hari jum’at (tanggalnya lupa) kami di rumah hanya berdua yaitu saya sama mang Toni, sedangkan mama - papa sama si Yanti (nama adikku yg masih smp itu) sedang ke Bogor (berangkat hari jum’at subuh setelah makan sahur) karena papa serah terima jabatan dan mereka menginap selama 3 hari,

Sedangkan saya mesti kuliah semester pendek, jadi ga bisa ikut, dan di rumah ditemani supir kami mang Toni karena disuruh papa jagain aku. Jadi resmi di rumah yg besar ini, kami berdua, saya dan mang Toni di ruang bawah.

Setelah keberangkatan mereka dan makan sahur saya kembali lanjutkan tidur sementara mang toni beres2 ruang bawah, nah kejadian anehnya ini berawal ketika saya mau mandi di ruang bawah (karena sowernya deket ruang tamu) saat itu saya mau kuliah jam 8.00, sedangkan saat bangun jam 7.00 saya agak santai saat itu karena selain jarak kampusku deket juga ada mobil kesayanganku itu yg selalu menemani kemanapun.

Saat mau mandi saya langsung buka daster seperti biasa kalo pake daster saya selalu tidak pake BH dan CD, jadi hanya baju tidur aja, demi kesehatan, begitu menurut mamaku…asal tau aja kalo tubuhku seperti yg dikatakan temen2ku itu betul2 proporsional dg ukuran BH 34B dan pinggul yg agak bulat serta kulitku yang putih mulus tanpa cacat kalo disamain, kata teman2ku aku ini mirip2 sedikit dengan artis sinetron itu (bukan geer lho) ,

Setelah telanjang gitu saya mencoba buka kran shower tapi ga keluar air alias macet dan saya agak jengkel sambil setengah teriak panggil mang Toni…..”mang tonii….kesini cepat”,dan dg spontan dia datang tergopoh2, saya lupa saat itu udah telanjang dan pintu ga dikunci.

Begitu dateng dia, langsung mukanya merah padam karena melihat saya telanjang bulat di hadapannya, saya pun malu spontan tanganku menyambar kain daster di gantungan dan bilang ke dia kalo shower ga jalan, lalu dia terbata2 bilang gini “maaf neng,mamang lupa bukain jet pump di dapur, lalu saya suruh dia “cepet mang bukain udah dingin nih!!”

Lalu dia mengangguk dan setengah berlari dia ke dapur, setelah menyala showernya itu lalu aku semprotkan shower air panas ke bathtub dan aku langsung agak loncat ke bathtub tanpa ada rasa lupa mengunci pintu toilet tersebut, dan setelah aku selesai mandi aku lupa kalo aku juga ga bawa handuk lalu aku panggil mang Toni tapi saat itu posisiku masih didalam bathtub berbusa tentu saja telanjang,

Tak lama dia datang dan dengan meminta ijin dia masuk ke toilet dengan hati2 sekali, “mang tolong bawain handuk bunga2 yg warna merah di kamar” begitu kataku saat itu, dia menganguk dan langsung ke kamarku lalu saya tersenyum sendirian melihat tingkah laku mang Toni barusan yg hati2 sekali dan malu2 tertunduk itu.

Sekilas ada hasrat untuk mengerjainya waktu itu, ga berapa lama dia muncul bawa handuk lalu aku keluar dari bathtub dengan posisi membelakangi dia sehingga yg dia lihat punggung mulusku saat itu (tentu saja saat itu saya masih telanjang bulat) dengan suara agak gemetar dia bilang gini “sudah ya neng ini handuknya!” lalu saya bilang “bentar dulu mang, mendingan mamang yg menghanduki saya biar tahu sekali2 rasanya menghanduki cewek (begitu awalnya saya mengerjainya,o ya asal tau aja kalo mang Toni itu adalah duda tanpa anak sejak 7 tahun lalu)

Semula dia keliatan kikuk dan ragu2 melakukannya (saya tahu karena liat cermin didepanku walaupun membelakangi dia) dengan wajah tertunduk dan mimik muka yg malu2 lalu dia mengusapkan handuk ke punggungku yg masih berbusa sabun, dan cukup lama dia mengusap2 punggungku…lalu saya bilang “seluruhnya donk mang, dari rambut ke kaki paling bawah” dan “iya…eeeee.. iya neng sebentar” dia terbata2 jawabnya.

Sekilas saya sempet tertawa kecil karena merasa seneng udah kerjain dia, lalu dia mengusapkan handuk dari rambut ke leher, lembut sekali, bahu punggung dan di posisi pinggang dan bokong (belahan anus) agak lama menghandukinya, sekilas terasa seperti diusap2 lembut dan ada rasa enak ketika dia menghanduki daerah deket anus,

Lalu ke paha belakang dan terakhir di kaki bawah. Saat itu terlintas saya mau menyudahinya karena mungkin waktu sudah jam 7.30 pikirku, namun ntah setan apa yg merasuki aku saat itu sehingga ada pikiran nakal lagi mau mengerjainya lebih, dan secara refleks aku berbalik badan dan saat itu kontan dia terbelalak kaget dengan posisi tubuh telanjangku menghadap dia yg masih memegang handukku itu lalu dia tertunduk dan aku langsung berkata seperti ini “mamang sekarang membersihkan dan menghanduki bagian depan ya mang!!” begitu suruhku sambil agak setengah ketawa (habis ga tahan tingkah laku dia yg kikuk itu)

Lalu dia pun menghanduki badan bagian depanku mulai dari rambut lalu wajah (aku tertawa kecil saat dia handuki wajahku) tapi yg aku tahu dia tetap tertunduk, dan setelah wajah ke leher lalu (aku agak deg2an saat itu) dia menghanduki bagian dada kiri kananku agak lama (sejenak dia agak terhenti saat menghanduki daerah dada) dan saat itu juga aku berhenti ketawa2 kecil dan ada rasa aneh yg belum pernah dirasakan saat mang Toni menghanduki dadaku,

Soalnya selama ini kalo sama sendiri rasanya biasa2 aja, tapi pas sama orang lain yg menghandukinya jadi agak lain rasanya, ada perasaan enak dan nikmat sementara saya seperti dibius saja terpejam beberapa saat tanpa sadar berkata seperti ini “hmmm….hmmm…hmmm” kontan saja mang Toni bertanya “kenapa neng? neng Debby marah ya sama mamang?”…

Dia mencoba untuk menegakkan kepalanya yang agak melihat ke wajahku yg lebih jangkung dari dia, dan dia semakin berani malah saat itu menatap wajahku ,aku menggeleng dan berkata “ga mang…saya ga marah cuman…” aku ga meneruskan kata2ku saat itu….lalu dia tanya lagi “cuman apa neng? bilang sama mamang?” suaranya seperti ketakutan kalo2 saya akan memarahinya.. Lalu saya teruskan kata2ku “cuman ada perasaan enak di elus2 gitu mang!!” jawabku polos saat itu tanpa ada rasa malu kalo ternyata saat itu adalah pertama kali terangsang secara seksual, gilanya lagi oleh pembantu sekaligus supir ku mang Toni!!!

Mang Toni malah senyum setelah saya ungkapkan kepolosanku itu lalu berkata gini “nah…neng… mamang tau sebenarnya kalo neng Debby ini mau mengerjain mamang ya… Dan ternyata malahan neng Debby sendiri yang mulai terangsang!!!” begitu katanya dengan logat sunda yang kental sambil tetap tangannya memutar-mutar dadaku kiri kanan dengan handuk, padahal kalo saya lihat udah kering dadaku itu, justru yg masih basah adalah bagian perut dan kemaluanku yg agak masih jarang bulu2nya hanya bulu halus seperti rambut, lalu saya memegang tangan mang Toni dua2nya dan berkata “cukup mang, Debby kesiangan nih kuliah udah telat dari tadi”,

Lalu mamang menganguk dan melilitkan handuk itu ke tubuh saya seperti saat dia melilitkan handuk ke tubuh saya saat kecil…..dan sebelum dia keluar saya menarik tangan kirinya sambil berkata “jangan bilang sama mama - papa ya, diem aja nanti deh pulang kuliah dihandukin lagi sama mamang seperti tadi, mau ga?” kataku cepet2, dia cuman mengangguk.

Lalu pas di tempat kuliah saya ga bisa konsentrasi, kepengen cepet pulang selain lapar karena puasa juga kepengen cepet mandi dan dihanduki lagi sama mang Toni.. Setelah selesai kuliah kira2 jam 12.30 aku bergegas pulang dan sampe di rumah jam 13.00 langsung menuju kamar dan ganti pake daster dengan maksud mau mandi siang sambil membawa handuk saya lihat mang Toni terbengong-bengong dengan tingkah lakuku itu dan sambil tersenyum saya berkata seperti ini ke dia “mamang handukin lagi Debby ya mang?” Dia menganguk setengah tersenyum dan bilang gini “neng Debby mandi aja dulu nanti kalo udah selesai panggil mamang, pasti deh mamang nyamperin ke toilet”

Saya menganguk dan mandi, setelah selesai mandi saya panggil dia dan langsung masuk ke toilet tanpa permisi dan sepintas dia menyambar handukku dan tanpa basa basi saya keluar dari bathtub dan dia menghampiri, kali ini saya langsung menghadapnya dengan telanjang badan tanpa membelakanginya seperti pagi hari tadi,

Lalu dia langsung menghanduki rambutku yg basah kuyup oleh air dan saat itu kami tidak bicara satu sama lain hanya mungkin kata hati kami masing2 bicara sementara dia handukin rambut leher dan pundak saya , malah terpejam (mungkin saya sedikit menikmatinya) dan yg paling mendebarkan saat mang Toni menghanduki dadaku kiri kanan itu benar2 lebih mendebarkan ketimbang di pagi hari itu.

Dan saat bermenit-menit mang Toni mengusap dadaku kiri kanan dengan handuk tiba2 dia nyeletuk seperti ini “neng Debby, kalo diusapnya tidak pake handuk seperti ini akan lebih nikmat!!!” lalu aku jawab “maksud mamang??? Langsung pake tangan mamang gitu!!!” Dia menganguk seolah minta restu dariku, lalu saya pun menganguk tanda setuju…. Dan ternyata jauh dari pikiranku lebih nikmat langsung dielus pake tangan mang Toni ketimbang dielus memakai handuk, sesaat tangan kiri dulu lalu kemudian tangan kanannya menyusul meremas lembut sambil sesekali melintir seperti memainkan volume radio tapeku.

Dan benar saja nikmat sekali rasanya apalagi ini baru pertama kalinya seorang laki2 menyentuh langsung dengan telapak tangan ke dadaku dan lama-lama makin mengeras saja payudaraku saat itu, tidak sadar ternyata seperti mau pipis rasanya dan geli, nikmat, asik, enak campur aduk jadi satu saat mang Toni terus mengelus buah dadaku yg belum pernah dielus itu, ternyata kejadianya hampir 1/4 jam kala dia mengelus dadaku ini.

Semakin lama semakin tak sadar sambil terpejam saya merapatkan badan ke tubuh mang Toni dan dia mundur ke belakang, punggungnya menyentuh dinding toilet dan saya terus semakin merapatkannya sambil tetap dia mengelus2 halus buah dada ini kiri kanan, dan posisi itu yang saya ingat, menimbulkan semacam gesekan benda yang mengeras hangat di balik sarungnya (o ya, saya lupa saat itu dia memakai kaos oblong dan kain sarung karena pulang Jum’at an di masjid depan rumahku) mungkin dia ga pake celana kolor karena dari gesekan tubuhku ini terasa sekali semacam kemaluan laki2 (yg selama ini saya tau dari film dan cerita2 temen2)

Saat saya terpejam begitu lama2 dia berani menjulurkan lidahnya ke leher saya waktu itu, semula saya mau menghindar tapi tak kuasa untuk menghindarinya dan mencoba untuk menikmatinya, agak geli karena berkumis tapi lucunya posisi dia mendongkak ke atas karena saya lebih jangkung dari dia dan agak berjinjit kakinya dan dia menjilati leher kebawah lalu pundak dan akhirnya di dada, ini lebih nikmat rasanya ketimbang pake tangan dan ga sadar saya mengeluarkan suara ”SSSSTT…AHHH… AHHH…. HMMMMMM” mungkin begitu seingatku saat itu.

Dan itu adalah nikmat dari segala nikmat menurutku saat itu, lalu lama2 dia seperti mau berjongkok dan ternyata berjongkok lidahnya menciumi perutku, udel, lalu ke kemaluan ku yang masih jarang berbulu ini,dan ahhhhh…. Saya tak sadar bersuara agak keras saat dia menciumi kemaluanku ini, karena saat itu benar2 baru pertama kali diciumin seperti itu sama laki2.

Nikmat sekali rasanya….Lalu terdengar telepon berdering, buru2 saya melepaskan pelukan mang Toni di pinggang dan berlari ke ruang tengToni, ternyata papa dari Bogor telepon mengabari kalo beliau sudah sampe disana.

Dan setelah telepon ditutup, saya membalikan badan ternyata mang Toni sudah ada dibelakangku, dia mengikutiku sejak tadi berlari ke ruang tamu ini, dan dia bertanya dari siapa teleponnya, saya jawab dari papa di Bogor, lalu mang Toni menyuruh saya berpakaian lagi sambil menyodorkan daster yang tadi ditanggalkan di toilet, lalu aku pakaikan dasterku saat itu dan masuk kamar.

Sepintas saya liat jam 3.30 sore hari, lalu aku tertidur di kasur sampe terbangun dengan ketukan di pintu kamar “neng bangun neng udah magrib”begitu terdengar suara mang Toni di balik pintu kamar, lalu aku ke bawah dan makan di meja makan sementara mang Toni di dapur, lalu aku panggil, untuk makan sama2 di meja makan, semula dia menolak tapi akhirnya mau juga.

Setelah makan, badan merasa gerah dan aku bermaksud untuk mandi lagi tepat jam 7.00 malam hari, lalu aku lihat mang Toni sedang nonton tivi dan aku sengaja ajakin dia untuk sama2 ke toilet, semula dia menolak dengan alasan kalo nanti ketauan sama papa, tapi aku jawab papa di Bogor ini, jadi ga usah takut, akhirnya dia mau juga aku ajak ke toilet, ntah kenapa saat itu pikiranku bener2 ngeres sejak mang Toni supir ku siang harinya menciumi sekujur tubuhku.

Setelah berada di toilet langsung saja aku masuk ke bathtub sementara mang Toni saya suruh semburin air hangat yg keluar dari shower untuk disiramin ke sekujur tubuhku (tentu saja aku dalam keadaan telanjang bulat saat itu, ga ada suara , hening, yg terdengar hanya gemericik air disiramin diatas tubuh ini, sambil aku tiduran di bathub menikmati aliran air mang Toni sepintas terlihat hanya memandang tubuh telanjangku, tapi aku pura2 ga liat, khawatir dia kabur ke luar toilet kalo tahu saya pandangin dia.

Dan ntah kenapa setelah air itu penuh di bathtub, aku punya ide gila untuk mengajak dia mandi bareng2, tapi tentu saja dia menolak (asal tau saja kalo mang Toni ini orangnya loyal bgt sama keluarga kami) setelah tau dia menolak secara halus akhirnya saya ga kehabisan akal, saya menyuruh dia untuk menyabuni seluruh badan ini, seperti yg dilakukan mang Toni supir ku disaat saya kecil, dan dia setuju.

Lalu mulailah dia menyabuni mulai dari rambut,leher,bahu,punggung dada kiri kanan,dan berhenti di pinggang, saya tanya “kenapa mamang berhenti??” lalu dia jawab “takut dosa neng,neng Debby kan anak majikan saya neng!!!, nanti saya dikejar2 perasaan itu terus” saya mengerti dari raut mukanya dan menjawab seperti ini “mamang ga usah takut, kan kita cuman berdua, lagipula kalo Debby lakukan sama orang lain ga mungkin, soalnya mamang tau sendiri sifat mama seperti apa ke Debby!!,

Sejak mamang ciumin tubuh Debby tadi siang jadi suka terbayang2 sama Debby mang” begitu penjelasanku polos saat itu, dan dia berkata”iya neng, mamang juga tadi siang bener2 khilaf, dan mamang pun udah lama ga seperti ini apalagi neng Debby sekarang ini tambah cantik,putih mulus jauh sekali dibandingkan dengan istri mamang dulu ”katanya sedih” lalu tanpa sadar saya berusaha untuk menghiburnya dengan refleks memeluknya dan ga terasa saya malah memegang kemaluannya diluar celananya dan terasa sekali sudah mengeras,tidak terlalu besar tapi saat itu benar2 pertama kali saya memegangnya, walaupun mang Toni itu usianya 50 tahunan tapi masih keras sekali kemaluannya itu, terasa saat dipegang.

Dan dia malah balas memelukku saat itu dalam keadaan basah kuyup dengan siraman shower kami saling memeluk sehingga baju oblong yang dipake sama mang Toni supir ku ikut basah juga akhirnya secara diam2 saya bukakan kaos oblongnya sementara dia diam saja, dan terlihatlah dadanya yang berbulu dan kelihatan masih tegap, lebih tegap dibandingkan dengan tubuh papa.

Dia diam saja saat saya mencoba mengelus dadanya itu (seperti pada film2 porno yang saya tonton sama temen2 kampus) saya sempat bergetar kala mengelus dada yg berbulu itu, lalu secara spontan dia membelai rambut saya yg basah dan tangannya itu dua2nya mengelus pipiku lembut sekali saya cuman terpejam seakan dielus sama papa yg selama ini sibuk dengan pekerjaan kantornya.

Dan sesaat terdiam saat dia memegang bahu saya dan turun tangannya ke dada yg kiri sementara tangan kanannya mengelus paha dan kemaluan saya, saya sempat diam dan malah memaju mundurkan tubuh saat itu seakan menikmati setiap belaiannya itu, sambil tetap mata ini terpejam dan secara refleks malah saya memeluknya erat sekali.

Dan tak lama dengan posisi memeluk sambil berdiri itu saya secara perlahan membuka gesper kulitnya seraya menurunkan celana panjang mang Toni supir ku saat itu, dan setelah saya menurunkan celananya yg basah tersiram shower itu kemudian saya juga menurunkan celana kolor nya itu perlahan dan terlihatlah kemaluan laki2nya begitu mengkilat yang baru pertama kali saya lihat secara nyata dan asli di usia saya yang saat itu 19 tahun (sekarang udah 20 tahun).

Dan setelah terlihat itu dadaku tambah bergetar tak karuan ketika saya mencoba untuk memegangnya secara perlahan, dan dalam gengnggaman saya saat itu begitu hangat kemaluannya dan berdenyut seperti seekor burung, tapi menambah penasaran untuk berbuat lebih jauh tanpa memikirkan lagi yang namanya logika mana majikan mana pembantu.

Mang Toni supir ku saat itu juga sepintas saya lihat memejamkan mata yang pada akhirnya kami saling membelai, dimana mang Toni membelai kemaluan saya yg semakin basah dan hangat, sementara saya pun membelai kejantanan mang Toni yg hangat itu, lama2 saya secara naluri mengocok2nya seperti di film dan mang Toni seperti menikmati kocokan itu hampir sekira 15 menit saya mengocoknya.

Sementara saya telah mencapai puncak kenikmatan ketika mang Toni memasukan jarinya maju mundur ke dalam kemaluan saya. Dan seperti mau pipis tapi enak dan nikmat rasanya ketika tubuh saya bergetar dan mengeluarkan suara mungkin seperti ini ini yang saya ingat

“AAAhhhhhh..mmmmm.m.mmmmm..mm. .ennaakk maamang”sambil terus tanganku mengocok2 kejantanannnya itu, dan beberapa saat setelah saya merasa di puncak kenikmatan mang Toni supir ku mengeluarkan pipis berwarna putih kental dan hangat belepotan di tanganku waktu itu yg akhirnya saya tau dari buku kalo itu adalah cairan sperma laki-laki,

Setelah itu dia melepaskan tangannya dari kemaluanku dan saya pun melepaskan kocokan di burungnya dan membersihkan tanganku yg penuh sperma dengan air shower, lalu mang Toni menyuruhku memakai handuk dan tidur. Akupun naik ke atas dan ganti daster lalu tidur.

Selintas di jam dinding kamarku jam 9.30 malam, saya ga bisa tidur sama sekali, yg terlintas di bayanganku saat itu hanyalah kejadian demi kejadian hari itu yang betul2 pengalaman mengasikan yg dilakukan kami berdua yaitu saya dengan mang Toni supir ku , dan setelah kejadian itu kami seringkali melakukannya disaat adekku dan ortuku tidak ada di rumah.

Terkadang mang Toni saya ajak pura2 mengantarku pake mobil kesayanganku atau mobil papa dan kami melakukannya di berbagai tempat seperti dago, Lembang, Pangalengan dan tempat2 sejuk lainnya, tentu saja cari tempat yang aman tidak diketahui banyak orang, tapi sampai saat ini saya masih tulen perawan karena menurut mang Toni, asal jangan dimasukin burungnya mamang, neng Debby akan tetap perawan, demikian tuturnya, lama-kelamaan saya jadi jatuh cinta sama mang Toni supir ku yang terpaut jauh usia diatasku.

Karena mungkin saya mencari figur papa yg selama ini kerap sibuk dinas di pekerjaannya. terserah pembaca mau percaya atau tidak tapi yg saya ceritakan ini benar adanya.

Sering Melakukan Hubungan Intim Membuatku Ketagihan

Sering Melakukan Hubungan Intim Membuatku Ketagihan
Sering Melakukan Hubungan Intim Membuatku Ketagihan

CERITA DEWASA - Sering Melakukan Hubungan Intim Membuatku Ketagihan

LONTE VIRAL - Namaku Aurel. Saya sebelumnya gadis baik-baik yang belum pernah mengenal atau melakukan sex sebelumnya. Saya mengalami pengalaman sex pertama saya dengan seorang laki-laki yang sebelumnya saya sangat respek padanya, laki-laki itu adalah papa saya sendiri.

Papa mempunyai kebiasaan buruk yaitu senang sekali bermabuk-mabukan dan membawa wanita jalanan ke rumah ketika mama sedang mengurusi bisnisnya ke luar negeri. Papa dulunya seorang businessman yang sangat sukses yang bergerak di bidang jasa perbaikan kendaraan, bahkan bengkel papa sebelumnya sangat terkenal di negeri ini karena kekhususannya mengurusi mobil-mobil mewah.

Dulu papa sangat perhatian dan sangat sayang kepada kami, sampai akhirnya ketika krismon melanda negeri ini, kelakuan papa berubah 180 derajat, mulai dari bermabuk-mabukan sampai bercinta dengan wanita jalanan di rumah kami sendiri. Dua tahun telah berlalu setelah krismon, bisnis papa semakin terpuruk, sehingga kami terpaksa mengadu nasib di negeri kangguru. Kami tidak tahu kelakuan papa selanjutnya, karena papa tinggal sendirian di rumah di Jakarta dengan seorang pembantu laki-laki. Sampai akhirnya ketika saya dan adik saya Debby (bukan nama sebenarnya) pulang liburan ke Jakarta pada tahun 2002.

Ketika itu, papa memintaku untuk magang di bengkelnya. Seperti kondisi sebelumnya, memang sedikit sekali pelanggan yang datang ke bengkel papa, sehingga terlihat sangat sepi. Pada suatu hari saya mendapati papa sedang mabuk di ruangan kerjanya. Ketika itu aku menghampiri papa untuk menegurnya. Ntah kenapa tiba-tiba papa menarikku dan mencumbuiku dengan paksa.

Dia memaksakan memasukkan lidahnya ke mulutku sambil tangan kanannya meremas pantatku dan tangan kirinya meremas payudaraku. Aku sudah berusaha untuk mengelak darinya, tapi ternyata tenaga papa lebih besar dari tenagaku. Ntah kenapa tiba-tiba ada suatu rasa yang nikmat yang menjalar di sekujur tubuhku, dan payudaraku terasa mulai mengeras. Papa mulai memainkan lidahnya di dalam mulutku, dan secara reflek lidahku membalasnya.

Aku merasakan celana dalamku mulai basah, dan aku sepertinya mulai terangsang oleh cumbuan papa. Peristiwa itu berlangsung selama 8 menit. Tiba-tiba papa melepas pagutan bibirnya dari bibirku, dan sepertinya dia mulai tersadar dari mabuknya. Papa mendorong tubuhku dan meminta maaf sambil menitikkan matanya penuh penyesalan.

Setelah itu saya segera pulang dengan mobilku sendiri, sedangkan papa masih harus melanjutkan pekerjaannya. Selama dalam perjalanan pulang, saya menangis karena masih terbayang dengan perbuatan papa tadi. Perasaan benci, kecewa, tapi bercampur dengan rasa nikmat yang sebelumnya tidak pernah saya rasakan,

Ketika sampai di rumah, saya mendapati celana dalam saya masih basah, dan saya langsung masuk ke kamar mandi untuk menghilangkan rasa jijik saya. Ketika saya mandi, saya masih membayangkan perbuatan papa tadi, sampai secara tidak sadar, saya meremas payudara saya.

Saya mulai merasakan nikmat yang luar biasa, bercampur dengan guyuran shower yang mengalir di sekujur tubuhku. Siraman air shower terasa nikmat sekali di memek saya, dan secara tidak sadar, saya mulai mengelus memek saya. Perasaan nikmat semakin menjadi-jadi sampai akhirnya seluruh tubuhku mulai mengejang dengan hebatnya, dan cairan hangat keluar dari memek saya.

Setelah itu tubuh saya terasa lemas, dan akhirnya saya tertidur pulas setelah selesai mandi. Keesokan paginya waktu saya sedang sarapan, papa kembali meminta maaf kepadaku, tetapi aku bingung menyikapinya, karena di lain sisi aku menginginkan kejadian kemarin terulang kembali. Setelah itu papa berangkat ke kantor dan saya mengantarkan adik saya ke rumah temannya.

Selama di kantor, segala sesuatu berjalan seperti biasa, sampai ketika saya hendak pulang, mobil saya tidak bisa dihidupkan, dan mekanik anak buah papa tidak sanggup menyelesaikannya hari itu juga. Akhirnya saya ke ruangan papa untuk mengajak pulang bareng. Ternyata seperti biasa papa sedang mabuk-mabukan lagi.

Walaupun sedang mabuk, papa masih tetap sadar dan mengajak saya untuk pulang saat itu juga. Segalanya berjalan dengan normal selama dalam perjalanan pulang, sampai di dekat rumahku, papa menghentikan mobilnya dan tiba-tiba dia membuka celananya dan memerintahkanku untuk memegangnya. Tiba-tiba papa memanggilku dengan nama mamaku. “Desi, tolong elus kontol gua dong, gua udah lama gak elu isepin!”

Tentu saja aku kaget, ternyata selama mabuk, papa menganggapku sebagai mama, karena kemiripan mukaku dengan muka mama. Karena ada dorongan setan, aku mulai memegang dan mengulum kontol papa yang ternyata besar sekali sampai-sampai tidak cukup masuk ke dalam mulutku. Secara reflek saya mulai memaju-mundurkan kepala saya dan mulai menjilati biji peler papa.

Pada saat itu, papa mulai mengelus paha saya, dan akhirnya tangannya melepas celana dalamku. Kemudian jari-jarinya bermain di bibir memekku. Selama lima menit, papa memainkan memekku, hingga akhirnya cairan hangat mengalir dari memekku, aku merasakan nikmat yang luar biasa. Setelah beberapa menit kemudian, aku sudah hampir sampai untuk kedua kalinya, tiba-tiba cairan putih keluar dari kontol papa, dan tertelan olehku, dan rasanya gurih sekali.

Setelah itu, papa menjadi lemas dan mengeluarkan jarinya dari dalam memekku, sehingga aku merasa nanggung. Saat itu juga, papa langsung tertidur di dalam mobil, dan karena merasa kesal, aku pulang jalan kaki, yang jaraknya tidak jauh dari rumahku. Sampai di persimpangan jalan rumahku, aku bertemu dengan kakak kelasku di SMA yang sudah 2 tahun tidak ketemu, namanya Bang Hendra (bukan nama sebenarnya) yang terkenal playboy waktu di SMA dulu.

Tampang Bang Hendra sebenarnya biasa-biasa saja, ntah kenapa dia bisa menjadi playboy. Kami bersalaman dan dia berusaha memelukku dengan erat, aku berusaha menolaknya, karena tidak ingin Bang Hendra tahu kalau celana dalamku basah. Aku berlari ke rumahku, dan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan memekku.

Sambil mandi, aku mulai masturbasi kembali, karena perasaan nanggung tadi masih ada. Setelah selesai mandi, aku mengenakan daster tanpa celana dalam dan bra karena kebiasaanku setiap tidur. Setelah itu aku tidur tanpa sempat makan malam. Pada saat aku sedang tidur nyenyak, aku merasakan ada yang sedang berusaha melepaskan tali dasterku. Karena masih capek akibat orgasme yang berulang kali tadi, aku tidak bisa terbangun.

Tangan itu menjalar sampai ke payudaraku dan aku merasakan lidah sedang bermain di pentilku. Tanpa sadar aku mengerang nikmat, dan membayangkan papaku sedang melakukannya. Kemudian bibir itu terus bergerak menuju leherku sampai akhirnya berhenti di bibirku. Aku membalas pagutan bibirnya dan tiba-tiba aku tersadar dan terbangun. Aku mendorong tubuh itu yang ternyata adalah papaku.

Dengan sekuat tenaga papa tetap memaksaku dan semakin liar perlakuannya kepadaku, sehingga dasterku robek, sehingga tubuh indahku terlihat di depan matanya. Dengan paksa dia mengangkangkan kedua kakiku dan mulai menjilati memekku. Aku berusaha menjauhkan kepala papa dari memekku sehingga papa terjengkang dari tempat tidur.

Papa segera bangkit dan menarik tubuhku sambil menampar pipiku dengan keras. Dilucutinya semua pakaiannya sehingga hanya tubuh polosnya yang terlihat. Tanpa basa-basi aku didorongnya kembali ke tempat tidur dan sekarang mencoba untuk memasukkan kontolnya ke lobang kenikmatanku.

Dengan pasrah aku menuruti kemauannya karena menurutku sudah percuma untuk menolak lagi. Dia mulai menggenjot memekku kedepan dan belakang. Karena aku berusaha melawan memekku terasa sangat perih, lagi pula saat itu aku masih perawan dan lubangnya sangat sempit. 

Tetapi setelah lama kelamaan ternyata aku mulai menikmati permainannya dan mulai menggerakkan pantatku naik turun. Beberapa lama setelah itu kurasa cairanku mendesak memek dan terasa akan keluar. Dengan segera kupercepat gerakan pantatku dan akhirnya aku berteriak nikmat karena aku mencapai puncak kenikmatan. Beberapa saat kemudian papa membalikkan tubuhku dan mulai mengelus lubang pantatku serta menjilatinya.

Aku yang sudah sangat lemas sebenarnya sangat jijik dengan perlakuannya, tetapi seperti sebelumnya aku hanya bisa pasrah. Papa yang sudah sangat bernafsu segera menghujamkan kontol besarnya ke dalam lubang pantatku. Tanpa sadar ternyata meneteslah darah dari memek dan pantatku bercampur dengan cairan vaginaku.

Aku berteriak dengan kerasnya karena rasa sakit luar bisa dari lubang pantatku. Mendengar teriakanku papa semakin nafsu menghujamkan kontolnya berkali-kali sambil menjambak rambutku dengan kerasnya. Papa semakin mempercepat gerankan kasarnya, dan seketika dia mengejang dan berteriak keras, aku merasa cairan sperma papa terus menerus mengalir masuk ke pantatku.

Setelah puas dengan semua prilakunya papa tergeletak lemas disampingku dan aku hanya bisa merenungi nasibku. Hilang sudah keperawananku yang selama ini kujaga dan ternyata harus kurelakan direnggut oleh orang yang sangat ku hormati dan sejak saat itu aku merasa telah berkhianat pada mamaku dan menjadi seorang maniak.

Walaupun setelah perawanku direnggutnya aku semakin sering melakukan hubungan sex dengan papa selama berada di Jakarta dan menjadi maniak sex. Selain dengan papa, aku juga sering melakukan sex dengan Bang Hendra yang akhirnya menjadi pacarku. Tapi kini Bang Hendra telah meninggalkanku untuk selama-lamanya karena dia overdosis narkoba.

Karena telah sering melakukan hubungan sex, aku menjadi seorang maniak yang selalu butuh sentuhan lelaki

Beli Obat Kuat Dapat Bonus Plus Plus


Beli Obat Kuat Dapat Bonus Plus Plus
Beli Obat Kuat Dapat Bonus Plus Plus

Cerita Dewasa - Beli Obat Kuat Dapat Bonus Plus Plus

LONTE VIRAL - Kisah sex ini menceritakan tentang seorang wanita penjual kosmetik serta obat perkasa lelaki dengan pengusaha furniture kaya raya. Berawal dari dari tawar menawar obat kuat, berakhir dengan hubungan sex yang luar biasa dan hot. Ingin Tahu kelanjutanya guys??? langsung saja simak cerita dibawah ini !!!

Ya, sebut aja aku adalah seorang wanita yang berusia 23 tahun yang mempunyai wajah lumayan manis dan mempunyai tubuh yang lumayan sexy. Panggil saja saja aku Ara. Sebagai seorang wanita yang berasal dari keluarga pas-pasan dengan lulusan sekolah hanya sebatas SMA saja aku harus banting tulang untuk mencapai impianku.

Aku dari kecil memanglah sudah mandiri, aku sejak smp sudah mempunyai bakat berdagang. Sewaktu sekolah aku sudah mulai dagang, mulai dari jual kue sampai jual aksesoris yang aku buat sendiri. Aku mempunyai impian yang sampai saat ini belum terpenuhi, yaitu bisa merenofasi rumah orang tua. Aku adalah 2 bersaudara, kakak wanitaku sudah berkeluarga dan tinggal bersama suaminya.

Aku tipe wanita yang menghalalkan segala cara untuk menambah pundi-pundi tabunganku. Aku tidak segan-segan memamerkan kemolekan tubuhku, bahkan jika pelangganku orang kaya aku rela disetubuhi. Apapun aku lakukan, yang penting produkku bisa terjual sekaligus aku mendapat uang tambahan dari luar produk jualanku.

Profesiku kini adalah sebagai penjual kosmetik, parfum, obat perangsang, obat pepembesar payudara, obat kuat pria bahkan obat pembesar penis sekalipun aku jual. Pokoknya komplit deh, hehehe. Nah di situs dewasa ini aku ingin menceritakan kisah sex nyataku yang aku alami sendiri dengan seorang Pria yang lumayan kaya namun sudah beristri.

Cerita sex ini sudah terjadi 2 bulan yang lalu. Pada hari itu aku keliling dengan menggunakan motor maticku menuju suatu perumahan mewah didaerah bekasi. Dari pintu kepintu aku menawarkan produk yang aku jual kepada ibu-ibu komplek. Yah namanya juga perumahan mewah,pastinya pada hari itu produkku laris terjual. Kebanyakan ibu-ibu komplek membeli bedak,lipstick, dan parfum.

Senang sekali aku rasanya pada hari itu. Namun hari itu ku belum puas dengan pendapatanku yang sebenarnya sudah melebihi targetku. Saat itu pukul 11 siang kebetulan sekali aku melihat seorang bapak-bapak yang gagah dan lumayan ganteng sedang mencuci mobil dihalaman rumahnya. Jika dilihat sekilas pasti dia adalah pemilik rumah.

Karena gak mungkin pria segagah dan seganteng itu seorang supir ataupun pembantu. Melihat pria itu aku-pun menghentikan motorku tepat didepan rumahnya,

“ Selamat siang pak, boleh saya mengganggu waktunya sebentar, ” ucapku menyapanya sembari mendekatinya.

Saat itu aku menggunakan rok diatas lutut dan menggunakan kemeja ketat yang memperlihatkan indahnya lekuk tubuhku. Oh iya ketika aku naik motor tentunya aku menggunakan jaket dan penutup rok yaitu semacam kain pantai agar kulitku yang putih mulus tidak tersengat matahari. Saat itu sebelum menawarkan aku melepas helm, jaket dan penutup rokku agar terlihat menarik,

“ Oh iya mbak boleh saja kog, jangankan sebentar diganggu lama juga boleh, hhe…, ” ucapnya sembari melihat aku dari bawah sampai atas.

Dalam hatiku berkata, wah ini kayaknya bisa jadi sasaran empuk nih, paling aku jika aku lihatin paha mulusku dia juga udah klepek-klepek, hha. Lalu,

“Ah si bapak bisa aj deh, Oh iya saya mau…., ”

Belum selesai aku berbicara dia sudah memotong perkataanku,

“ Udah ngomongnya dilanjut nanti saja didalam, yaudah ayo silahkan masuk mbak kita ngobrol didalam, ” ucapnya dengan melihat tubuhku secara detail.

“ Wah bapak ini baik hati sekali yah, yaudah pak saya ambil produk saya dulu ya, ” ucapku.

“ Oh iya mbak silahkan, motornya masukin aja kesini mbak takut ada maling, soalnya lagi musim maling nih disini, ” ucapnya.

“ Wah benar juga ya pak, terima kasih ya pak sudah mengingatkan saya, ” Ucapku lalu berlalu memasukan motorku kehalaman rumah bapak itu.

Setelah aku parkirkan motorku, aku mengambil tas koper yang aku taruh dasboard depan motor maticku. Memang berat sekali koperku saat itu karena isinya seperti kantong doraemon, apa aja ada, haha. Aku angkatlah koperku menuju kerumah bapak itu,

“ Wah berat kayaknya yah mbak kopernya, sini biar saya bawakan sampai ruang tamu, ” ucapnya sembari menuju kearahku.

“ Udah pak gak usah, saya udah biasa kog bawa koper sebesar ini, ” ucapku berbasa-basi.

“ Udah sini aku bawakan, kasihan wanita secantik kamu bawa barang seberat ini, ” ucapnya sembari merebut koperku.

“ Aduh bapak ini baik hati sekali yah, terima kasih ya pak, ”

“ Udah yuk kita masuk, panas nih diluar, ” ucapnya lalu masuk keruang tamu.

Saat itu akupun masuk keruang tamunya dengan mengikuti bapak-bapak gagah dan ganteng itu. Sampailah kami didalam ruang tamu,

“ Silahkan duduk Mbak biar saya ambilkan minum dulu, tapi minuman dingin aja yah biar praktis, soalnya pembantu saya lagi cuti,hehe…, ” ucapnya sembari tersenyum.

“ Benar-benar manusia yang berhati dewa bapak ini yah, sekali lagi saya berterima kasih banyak yah pak, hehe…, ” ucapku sembari tersenyum manis.

“ Iya iya, terima kasihnya jangan banyak-banyak, yaudah saya ambilkan minum dulu yah, ” ucapnya sembari masuk kedapur.

“ Iya pak, ” jawabku singkat.

Saat itu sembari menunggu bapak itu mengambilkan minum aku melihat sekeliling ruang tamunya. Benar-benar mewah sekali rumahnya, bangunan rumah yang dan furniture yang ada dirumahnya benar-benar serba mewah pembaca. Gila, pasti dia kaya sekali. Beberapa menit aku menunggu bapak itupun kembali dengan membawa minuman,

“ Ini mbak silahkan diminum, pokoknya kalau dirumah saya jangan sungkan-sungkan anggap saja rumah sendiri, hhe…, ” ucapnya sembari duduk di sofa mewahnya.

Saat itu kami duduk berhadap-hadapan namun terpisah dengan meja,

“ Oh iya pak, hhe… jadi gini pak, saya mau menawarkan produk parfum dan obat khusus pria, hhe, ” ucapku sembari membuka koperku

“ Wah ini obat apa mbak, kog gambarnya alat vital pria sih, jangan-jangan obat kuat yah, haha.., ” ucapnya dengan entengnya.

“ Hehehe… iya nih Pak, Oh iya perkenalkan nama saya Ara pak, ” ucapku meperkenalkan diri.

“ Oh mbak Ara namanya, nama saya Ardi Mbak, O iya panggilnya mas aja dong jangan Pak, emangnya saya tua banget yah, ” guraunya.

“ Gak kog pak, eh mas deng, mas masih perkasa dan ganteng kog, apalagi kalau beli produk saya, pasti mas Ardi tambah perkasa dan disayang istri deh, hhe…, ” ucapku mulai mengeluarkan jurus salesku.

“ Mbak ini bisa saja deh, hehe… oke aku beli, tapi kalau beli produk gk dicoba saya gak bisa tahu khasiatnya dong, ” ucapnya sembari melirik kearah pahaku.

Saat itu aku sengaja membuka lebar pahaku agar dia bisa melihat paha bahkan celana dalamku. Aku yakin mas Ardi bakalan sangek kalau ngelihat paha mulus dan gundukan vaginaku yang menyembul dibalik celana dalamku, haha. Lalu,

“ Ya itukan bisa dicoba sama istri bapak, jaminan deh pak obat saya pasti berkhasiat. Pokoknya diminum selang 5 menit langsung greng deh pak, hehe.., ” ucapku terus merayunya agar membeli produk obat kuatku.

“ Nah itu masalahnya mbak, istriku dan kedua anakku lagi liburan kerumah neneknya selama 1 minggu, padahal baru berangkat tadi, terus aku nyobanya sama siapa dong, ” ucapnya mulai menjurus kearah sex.

“ Waduh gimana yah mas, masak iya sama saya sih pak, kan saya bukan mukhrim, doa, heheee…., ” ucapku mulai memancingnya.

“ Hehehe… barang kali aja beli obat kuat bonus nyobain sama penjualnya, wkwkwk…, ” ucapnya dengan tertawa mesum.

“ Hemmmm… nakal ya sih mas mentang-mentang gak ada istrinya, ” ucapku menggodanya.

“ Sesekali gak papakan mbak, gimana jadinya ini mbak, mau gak mbak jadi percobaan obat kuat produk mbak ???, ” ucapnya serus dengan tatapan penuh nafsu.

“ Hemmmm… ini namanya senjata makan tuan mas, Aduhhh pusing deh, hahaa…, ” ucapku.

“ Gimana mau gak, kalau gak mau aku gak jadi beli nih, ” ucapnya terus mengejar aku agar mau melayani nafsu sexs-nya.

“ Emmmm… gimana yah mas, Emmmm… okey kalau gitu, tapi ada syaratnya, ” ucapku mulai memasang perangkap.

“ Apa aja pasti aku turutin syaratnya asal mbak mau bobok bareng sama aku, ” ucapnya tegas dan penuh nafsu.

“ Bener yah mas, jadi gini, obat ini perpaketkan harganya 500 ribu, sedangkan untuk harga penjualnya 1 juta rupiah persatu ronde,hhe… gimana mau gak mas ???, ” ucapku mulai tawar menawar.

“ Hah…. 1 juta, 5 juta bakal aku kasih asal kita main 2 kali, gimana mau ???, ” ucapnya penuh semnagat.

“ Wah… iya mas mau banget, yaudah diminum dulu deh obatnya nih biar perkasa nanti diranjang, hehe…, ” ucapku sembari memberikan obat.

Saat itu tanpa banyak bicara mas Ardi-pun meminum obatnya. Sembari menunggu khasiat obat kuat itu, dia pun keluar rumah sembari menutup pintu rumahnya. Nampak bersemangat sekali dia saat itu. Setelah menutup pintu dia pun menuju keruang tamu lagi,

“ Mbak kita kekamar aku aja yok biar enak, ” ucapnya berdiri disampingku.

“ Ih si mas gak sabaran yah, hehe… yaudah yuk mas ganteng, ” ucapku lalu berdiri.

Tidak ku sangka setelah aku berdiri dia langsung saja menggendongku,

“ Ahhhh… mas nakal deh, nanti kalau aku jatuh gimana, ihhhhh…, ” ucapku sembari mencubit dadanya.

“ Hehehe… ini gara-gara minum obat mbak, jadinya gini deh perkasa dan penuh birahi, hha…, ” ucapnya sembari menggendongku kekamarnya.

Sampailah kami dikamar dan aku langsung direbahkan dikasur mewahnya,

“ Wah mewah sekali kamar mas yah, serasa dihotel bintang 5 deh,hhe, ” ucapku kagum.

“ Ah berlebihan deh si Mbak, Eh mbak aduh… penis aku udah berdiri nih, benar-benar mujarab sekali yah, ayo mbak sepongin penis aku !!!, ” ucapnya sembari melepas celana kolornya.

Saat itu kami berada diatas ranjang, penisnya benar-benar seukuran penis pria bule, uah gede, panjang, berotot lagi, wah benar-benar luar biasa. Tanpa banyak basa-basi aku-pun langsung meraih penisnya dan aku jilati,

“ Ssshhhhh… Ouhhhhh… jilat buah zakar aku mbak, Ouhhh…, ” ucapnya nampak nikmat.

Karena dia meminta aku-pun langsung menjilati buah zakarnya. Saat itu posisi mas Ardi rebahan, dan posisiku menungging sembari menjilati buah zakarnya,

“ Iya disitu mbak, Ouhhhh… terus mbak, sedot jilatin semua mbak, Ouhhhh…, ” ucapnya terus meracau nikmat.

Aku jilati buah zakarnya dengan lahapnya, penis besarnya sungguh membuatku penasaran. Baru aku lihat penis cowok lokal sebesar mas Ardi. Aku jilati buah zakarnya yang besar juga itu. Aku jilat merata dan sesekali aku lumat dengan bibirku agar bertambah nikmat,

“ Ouhhhhh… pintar sekali kami mbak, Shhhhh… terus mbak, Ouhhhh…, ” desahnya nampak gairah sex-nya sudah membara.

Aku terus membuat dia terangsang, tak hanya buah zakarnya saja yang aku jilati, selangkangan dan seluruh batang penisnya aku jilat dan aku lumat secara merata. Beberapa waktu aku manjakan penisnya dengan jilatan maut khas Ara, hehe. Tubuh mas Ardi meliak liuk kegelian, dan sesekali pantatnya diangkat keatas,

“ Ohhhhh… kamu maniak banget sayang, Uhhhh… baru kali ini aku… Ahhhhhhhhhhhh…, ” ucapnya belum selesai tiba-tiba dia mendesah panjang.

Hahaha…. Dia mendesah panjang karena aku sepong penisnya, wkwkkwk… Aku masukan penisnya kedalam mulutku dalam-dalam, penisnya yang besar dan panjang itu tidak muat aku masukan semuanya dimulutku. Hanya setengah batang penisny yang masuk didalam mulutku,

“ Ouhhhhh… baru kali ini aku rasakan kuluman sehebat kamu sayang, Ahhhh…, ” ucapnya meneruskan perkataanya yang belum selesai tadi

Mulutku sungguh penuh rasanya oleh penis mas Ardi, aku hisap sembari aku kocok dengan tanganku dengan brutalnya. Aku keluar masukan penisnya dengan hisapan dan kocokan maut ala Ara semok. Mas Ardi meracau terus menerus sembari menaik turunkan pantanya karena merasakan betapa nikmatnya seponganku,

“ Uhhhhh… terus sayang, hisap dan kocok terus sayang… Ahhhh…, ” racaunya nampak nikmat sekali.

Aku hisap penisnya kuat-kuat dengan mulutku sembari aku kocok dengan tanganku secara terus menerus. Sekitar 15 menit aku kulum penisnya,

“ Yan, Ssssshhh… udah yah nyepongnya, aku udah gak kuat, Ouhhhh… ayo kita ML yan… Ahhhh.., ” ucapnya nampak sudah ingin merasakan nikmatnya vagina gembulku.

Mendengar itu aku-pun menghentikan kulumanku,

“ Iya mas, udah gak tahan yah, hhaaaa…, ” ucapku sembari melepas semua pakaianku hingga telanjang bulat.

Dengan sekejap akupun sudah telanjang bulatbegitu pula mas Ardi juga sudah meleps kaosnya,

“ Kamu yang diatas ya Ara, ” pintanya.

“ Iya Mas, ”

Aku-pun langsung duduk diatas mas Ardi sembari meraih penisnya dan aku arahkan pada bibir vaginaku. Vaginaku yang masih kering aku gesek-gesek dengan penis mas Ardi agar basah,

“ Ouhhhhh… Ssssshhhh… Mas…. Ahhhhh…, ” desahku.

“ Terus sayang gesek terus biar basah memekkamu, Ouhhhhh…, ” ucap mas Ardi.

Aku gesek terus memekku dengan penis mas Ardi, kurang lebih selama 2 menit memekku sudah mulai basah,

“ Ayo sayang masukin sayang, itu memek kamu udah basah, Ssshhhh…, ”

“ Euhhhh… iya mas, Ouhhhh…, ” ucapku.

Aku masukanlah penis mas Ardi didalam memekku,

“ Ahhhhhhhhhhhhhh… Mas… besar sekali penis kamu Mas… Ouuuhhhh… sakit Mas… Ahhh.., ” ucapku sedikit kesakitan.

Benar-benar besar dan panjang sekali penisnya, sampai-sampai vaginaku terasa sakit. Sedikit demi sedikit terus aku coba untuk membiasakan dengan penis besar itu. Dari yang awalnya masuk ujung penisnya saja, setelah beberapa kali aku coba akhirnya masuklah semua batng penisnya,

“ Ouhhhhhhhhh… Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh… masuk semua mas… Ahhhhh…,” ucapku lega.

“ Iya sayang, nanti juga kamu terbiasa kog sama penis aku, Ahhhh…, ”

Aku coba bergoyang dengan perlahan, rasanya luar biasa nikmat bercampur ngilu. Dengan perlahan aku terus bergoyang diatas penisnya perkasanya itu. Aku coba naik turun dengan terus meracau nikmat,

“ Mas… Ahhhh… Uhhhhhh…, ” ucap nikmatku.

Memekku yang awalnya sakit lama kelamaan mulai bisa menyesuaikan. Aku mulai agresif memanjakan penis mas Ardi dengan memekku yang sempit dan gembul itu. Aku bergerak maju mundur dengan memekku yang terjejali penis mas Ardi yang perkasa itu. Mas Ardi dan aku sama-sama terbakar birahi pada hari itu.

Semakin aku bergoyang cepat semakin nikmat saja sensasi sex yang aku dapatkan, begitu pula dengan mas Ardi. Nafas yang saling bersahut-sahutan mengiringi persenggamaan kami yang penuh sensasi. Memekku sungguh basah sekali, jika tidak salah aku sudah orgsme 2 kali dalam ronde pertama kami berhubungan sex.

Benar-benar senjata makan tuan ini namanya, haha… aku sungguh merasa kuwalahan dengan penis yang sebesar dan seperkasa itu,

“ Mas, gantian aku yang dibawah yah, aku lemas sekali mas, ahhhh…, ” pintaku berganti posisi sex.

Mas Ardi kemudian lamgsung merebahkan aku dibawah tanpa terlepas penisnya dari dalam vaginaku. Kini mas Ardi yang menjadi joki sexsnya. Dia mengangkat 2 kakiku dipundaknya lalu digenjotlah vaginaku dengan kasarnya,

“ Plakkkk…. Pyakkkk…. Pyakkkk…. Plakkkk… Plakkkk… Pyakkkk… Pyakkkk…., ” suara genjotan penis mas Ardi yang begitu brutalnya.

“ Ahhhhh… Ahhhh… Ouhhhh… Mas… Ahhhhhhh…, ” racauku mulai tak terkendali.

Sungguh brutal sekali penis mas Ardi mengoyak vaginaku saat itu. Tidak terasa kami sudah bersenggama kurang lebih setengah jam. Vaginaku sudah pegal dan becek sekali rasanya. Aku benar-benar kuwalahan dibuatnya, benar-benar perkasa sekali mas Ardi. Terus dia genjot vaginaku dengan liarnya,

“ Mas… Ouhhhh… ayo keluarin mas, Ahhhhh… keluarin didalam aja mas, ahhhhh…., ” ucapnya.

“ Iya sayang… ini juga keluar, Ouhhhhh.., ” ucapnya sembari terus menggenjot vaginaku dengan liarnya.

Dia genjot dengan kencang tanpa jeda sedetikpun. Kira-kira setelah 5 menit,

“ Crutttttttttttttttttttt…. Crutttttttttttttttttttt…. Cruttttttttttttttttt…. Crutttttttttttttttttttt…. , ”

“ Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh, Mas… Hangat…. Ouhhhhhhhhhh, ” desah panjangku merasakan nikmatnya semburan sperma mas Ardi.

“ Iya sayang, Uhhhhhhhhhhhhh…., ” ucapnya puas mendapatkan orgasmenya.

Saat itu dia masih benamkan penisnya didalam vaginaku, air maninya tertumpah dengan derasnya membanjiri liang senggama dan rahimku. Perkasa sekali Mas Ardi pada hari itu. Beberapa saat kami menghela nafas namun masih dengan penis mas Ardi yang tertanam didalam vaginaku.

Hebat sekali memang obat kuat yang aku jual pada mas Ardi, walaupun sudah orgasme tapi tetap saja masih penisnya ereksi dengan kerasnya. Sekitar 5 menit kami beristirahat. Belum puas dengan orgasmenya tadi mas Ardi menggenjot lagi memekku yang masih berlumur lendir kawin bercampur air mani mas Ardi.

Lagi-lagi dia menggenjot memekku dengan brutalnya. Benar-benar liar dan perkasa fantasi sex mas Ardi. Kurang lebih selama 10 menit mas Ardi menyetubuhiku dengan gaya man on top, dia meminta berganti posisi sex,

“ Sayang kita pakai gaya doggie style yuk, ” ucapnya sembari mencabut penisnya.

Tanpa menjawab aku-pun lagsung menungging. Tanpa banyak bicara dimasukanlah penisnya lagi dari belakang

“ Ouhhhhhhhhhhhhhhhhh… Mas…. Ssssssshhhhhhhh…, ”

Mulailah dia menggenjot vaginaku lagi dengan brutalnya. Rasanya saat itu aku ingin cepat-cepat mengakhiri hubungan sex itu, lemas dan panas sekali rasanya memekku dibuwatnya. Singkat cerita hubungan sex yang kedua berlangsung kurang lebih selama 20 menit. Lagi-lagi aku meminta dia mengeluarkan air mani nya didalam vaginaku.

Pada hari itu mas Ardi puas, sedangkan aku tak berdaya karena lemas. Sejak kejadian itu hubungan kami-pun terus berlanjut. Aku yang awalnya kaget dengan besarnya penis mas Ardi lama-lama menjadi ketagihan. Bahkan saat itu aku sempat mencoba ML dengan pelangganku yang lain merasa hambar.

Sampai pada akhirnya aku-pun ternyata hamil dengan mas Ardi, aku yakin kehamilanku karena mas Ardi. Karena aku berhubungan sex tanpa kondom dan sperma dikeluarkan didalam memekku hanya dengan mas Ardi saja. Kalau dengan yang lain aku selalu memakai kondom, itupun hanya sekali ML dengan yang lain setelah dengan mas Ardi..

Akhirnya aku-pun meminta pertanggung jawaban dan aku dinikah sirih oleh mas Ardi. Impianku menjadi kenyataan karena mas Ardi selalu memberi uang, aku berlebih untuk jatah bulananku. Aku bisa merenovasi rumah orangtuaku dan kini aku menjadi istri kedua dari Mas Ardi seorang pengusaha furniture yang kaya raya. Kerjaanku sekarang hanya merawat kehamilanku dan melayani nafsu sex mas Ardi saja. Sekian dan terima kasih